Halaman

Total Tayangan Halaman

Rabu, 11 September 2013

Sereem !!!

Teror Setan Jelangkung 

 Kepada pembaca sekalian mungkin sudah tidak asing lagi dengan jelangkung, yaitu boneka kayu dengan kepalanya batok kelapa jelangkung akan berfungsi jika di bacakan mantra. mantranya seperti ini JALANGKUNG JALANG SE DI SINI ADA PESTA,PESTANYA PESTA KECIL, DATANG TAK DIUNDANG PULANG TAK DI ANTAR. itu adalah mantra untuk memanggil roh atau apalah itu yang berada di sekitar kita. Udah jangan berlama lama lagi mari kita baca dengan keheningan sekitar.INGET JANGAN DENGERIN NIGHTMARE SIDE INI SENDIRIAN.

Teror Setan Jelangkung

Kali ini diceritakan 4 anak muda yang gemar dengan hal hal mistis, aku di sini adalah siswi dari sma di jakarta saya bersahabat bersama 3 orang temanku yaitu Bima,Aris,Rima dan namaku sendiri alsya . Kami gemar menyelidiki tempat tempat yang di rasa ada hal mistis, waktu itu kami sangat penasaran dengan sekolah SD dekat dengan sekolahku yang kata sahabatku ada roh atau hantu yang berada di sana.

Dimulai dari kami sepakat untuk mendatanginya malam ini, malam ini kami mempersiapkan segala kebutuhan untuk memanggil roh di SD itu, dimulai dari boneka jelangkung , papan untuk jelangkung menulis serta spidol untuk jelangkung menulis kami sudah biasa memanggil roh untuk jelangkung. kami mendatangi sekolah SD itu untuk mencoba memanggil roh, kami berada di sebuah ruangan kelas yang tidak lagi di pakai. kamu duduk berempat dengan mengelilingi boneka jelangkung dengan tangan kita memegang boneka tersebut.

Kami mulai memanggilnya dengan membaca mantra biasa JALANGKUNG JALANG SE DI SINI ADA PESTA, PESTANYA PESTA KECIL, DATANG TAK DIUNDANG PULANG TAK DI ANTAR. kami tunggu beberapa menit tapi tidak ada roh atau apalah itu yang masuk kedalam boneka jelangkung biasanya kami dengan mudah mendatangkan roh ke boneka jelangkung ini, kami mulai memanggil nya lagi dengan mantra biasa JALANGKUNG JALANG SE DI SINI ADA PESTA, PESTANYA PESTA KECIL, DATANG TAK DI UNDANG PULANG TAK DI ANTAR tidak ada pergerakan apa apa dalam jelangkung tersebut. Saya tegor Bima " Bim " Bima menjawab " Apaan Sya ?" aku jawab kembali " Lama yah, Pakai mantra kamu aja " Bima menyetujuinya karena di antara kami berempat hanya bima yang ahli dalam memanggil roh.

Bima pun membaca mantranya yang kami tidak mengerti apa artinya itu, karena memakai bahasa china. Mantra ini manjur berseling beberapa lama jelangkung pun bergerak kedepan dan kebelakang. kami mulai menanya nama, lalu jelangkung itu menulis ke papan. Dimas, tertulis nama itu di papan kami kaget karena Dimas adalah siswa SD ini yang meninggal entah kenapa. Entah kenapa suasana jadi begitu mencekam setelah kami menanyai lagi Dimas kenapa kamu bisa meninggal. pergerakan jelangkung melambat dan tidak ada yang di tulis oleh jelangkung lalu jelangkung itu mulai menulis lagi dan kami lihat perlahan serta kami baca apa yang di tulis oleh jelangkung itu " Saya ingin pulang " Terasa suasana sangat mencekam karena tak biasanya kami mengalami hal seperti ini biasanya lancar lancar saja.

Aris bertanya ke arah jelangkung itu " Mau Pulang kemana loe " dia memang agak paling sok di antara kami. Pergerakan jelangkung itu mulai kembali seperti normal maju kedepan dan ke belakang. Lalu jelangkung itu menulis lagi jawabannya " Pulang " tak tahu kenapa, pergerakan jelangkung itu menjadi kencang terlihat seperti sedang marah. Roh dalam jelangkung ini seperti ingin keluar. Aku tak berani bicara apapun karena kali ini tidak seperti biasanya bikin jantungku seperti di pompa DugDugDug suara jantungku, setelah berseling beberapa lama jelangkung itu diam lalu Aris bicara seperti dia tak sadar atau nyeletuk " Sana loe pulang, atau loe mau gwa antar pulang sekalian " lalu jelangkung itu bergerak dengan sangat cepat sehingga terlepas dari pegangan tangan kami. jelangkung itu pun seperti ingin mencoba meraih Aris, Aris terlihat seperti kegirangan melihat expresi ketakutan kami ternyata Aris sedang menjaili kami dia pun tertawa. " Huh, aku kira itu beneran sampai kaget " kata ku sambil memegang dada karena jantungku benar benar berdebar kencang, kami pun pulang dengan tidak mendapat informasi apapun.

Keesokan harinya, aku pun bersama sahabatku ini mengobrol seperti biasa menceritakan kejadian kemarin. setelah pulang sekolah aku pun pulang dengan menebeng motornya Bima , aku pun di antar pulang kami saling kontak dengan bersms ria untuk janjian ketemuan nanti sore. aku pun tidur siang karena mengantuk tidurku sangat terasa aneh tidurku seperti sadar tapi tidak bisa bergerak lalu aku menengok ke arah kiri dengan susah nya karena sadar tapi tidak bisa bergerak. DUG, Jantung ku mau copot melihat ada pocong yang berada di sebelah kiri ku sambil melihatku lalu aku sadar se sadar sadarnya ternyata tidur ku memang sangat aneh aku bangun dengan jantungku berdebar kencang disertai keringat mengucur dari seluruh tubuh ku. waktu berseling sudah sore Bima menjemputku dengan sahabatku yang lain. Setelah sampai di tempat biasa kami nongkrong aku ceritakan kejadian tidur ku barusan. Ternyata semua mengalami hal yang sama dengan diriku ada pocong yang melihatku bahkan kata Aris dia di ajak untuk mengantar pulang pocong itu. Aku sempat berpikir mungkin karena perkataan Aris kemarin ke Dimas yang memasuki jelangkung itu, atau pocong itu adalah Dimas dari jelangkung itu.

Keesokan harinya di sekolah, Aris tidak masuk sekolah karena tiba tiba dia demam orang tuanya datang untuk memberikan surat keterangan sakit, kami bertiga niat ingin menjenguknya setelah pulang dari sekolah. setelah kami pulang sekolah kami bertiga menaiki motornya Bima untuk ke rumah Aris yang sedang sakit kami lihat muka Aris yang pucat. aku pun menanyai Aris " Ris Gimana kabar loe masih bisa ngomong kan " Aris menjawab " Kalau ngomong bisa sya " sambil gemetar kedinginan Aris menceritakan mimpi sebelum dia sakit dia bermimpi di datangi oleh pocong yang kemarin mengajak Aris mengantar pocong itu pulang. Pocong itu menagih perkataanya yang waktu itu yang Aris berbicara " Loe mau gwa antar pulang " Bima berkata kepada Aris " Gwa bilang apa Ris loe jangan belaga sok jadi orang kena kan loe sama perkataan loe sendiri " Aris menjawab " Duh sorry gwa kan gak sengaja bilang gitu, gwa harus gimana yah " sambi gemetar aku pun berkata ke Aris " loe harus minta maaf lah ke itu hantu biar gak di ganggu terus " Aris menjawab perkataanku barusan " Duh gimana sih loe gwa kan yang ngalaminya bukan loe Sya minta maaf nya gimana " kali ini yang menjawab perkataan Aris Rima yang memang orangnya pendiem tapi paling pinter tentang sekolah " kayaknya kita harus ke tempat kemarin deh terus kita minta maaf " Bima berkata " Iya nanti kita datengin tuh sekolahan, kalau loe Ris udah sembuh ".

Berselang beberapa hari, setelah beberapa hari Aris sakit akhirnya sembuh dia baru masuk sekolah setelah 3 hari sakit di sore hari setelah Aris sembuh kami mendatangi sekola itu lagi, ada penjaga sekolah yang memang kami mengenalnya Mang Jujun biasanya kami memanggil dengan nama itu. Kami bertanya kepada Mang Jujun " Mang Jujun mau nanya tahu anak murid Dimas gak mang " Mang Jujun menjawabnya " Tahu emangnya kenapa Dek ". kami pun bertanya kembali " itu meninggalnya kenapa yah Mang " Mang Jujun kembali menjawab " Katanya yah dek dia itu ditinggalkan oleh orang tuanya yang pergi entah kemana, Dimas tinggal dengan neneknya yang sakit sakitan, waktu dia meninggal saya sendiri juga tidak tahu kenapa, dia ingin mencari tempat pulang ke rumah ibu dan bapak nya yang meninggalkannya berdua dengan neneknya Gitu dek " dalam hatiku berkata Pantas saja dia ingin mencari tempat untuk pulang.

Kami pun izin ke Mang Jujun untuk masuk ke ruangan waktu itu Kami coba panggil kembali Rohnya dengan jelangkung dengan mantra biasa tidak menggunakan mantra dari Bima. setelah 3 kali kami memanggilnya akhirnya boneka itu pun bergerak langsung saja Aris berkata " Dimas maafkan Aku yah aku tak sengaja bicara seperti itu, aku tidak bisa mengantar kamu pulang " leganya setelah Aris bicara seperti itu. Lalu jelangkung itu menulis ke papan tulis itu dan kami membacanya " Maafkan aku, aku hanya ingin mencari tempat aku pulang " lalu jelangkung itu tidak bergerak mungkin karena sudah pergi. Akhirnya kataku pada semua nya " lain kali kita panggilnya dengan sopan yah biar gak di ganggu " Bima menjawab perkataanku barusan " Emang masih mau manggil jelangkung lagi Sya " aku menjawabnya dengan hanya tersenyum.
Hari selanjutnya dan selanjutnya tidak ada gangguan lagi dari alam goib. TAMAT ..

Sekian dulu deh ceritanya gimana menarikan yang memang suka cerita Nightmare Side ini Comment yah ..

Selasa, 10 September 2013

Cerita Paling Seram

 Para Pembaca Sekalian
Ini mungkin Cerita Nightmare yang paling Seram.

Jadi siapkan fisik serta mental yang kuat untuk membacanya ...
mungkin sudah tidak sabar lagi ingin membacanya.. INGET JANGAN DENGERIN NIGHTMARE SIDE SENDIRIAN.

Kunti merah Kos kosan..
Dimulai dari seorang wanita yang baru saja pindah ke kos kosan yang berada di daerah Bandung yang jika kita melihat ke arah jendela kos, akan terlihat sebuah sungai. Dimulai dari awal pertama ngekos wanita itu mengajak teman temannya untuk main ke kos kosan nya yang baru ia tinggali dia banyak mendengar suara aneh dari arah jendelanya yang mengarah ke sungai itu. bahkan jika malam ia merasa hening sangat terasa Sepi Sangat terasa mungkin karna tidak ada hiburan yang berarti baginya. Di malam pertama ia menginap dia di temani oleh teman perempuanya. Agar tidak terasa sepi dalam kos kosan tersebut dimalam itu dia mengobrol tentang tugas tugas kuliah yang banyak karena dia baru saja masuk universitas di Bandung.

Malam Pun tak terasa hingga sudah pukul 11.00 malam dia bahkan kaget dia terakhir melihat jam itu baru pukul 08.00 mungkin karena tugas yang membuatnya sibuk sehingga dia tak melihat ke arah jam. di malam itu hanya terdengar bunyi Krekkk Krekkk Krekkk dia merasa mungkin itu suara biasa yang ia dengar, wanita tersebut pun tidur berdua dengan teman nya itu.

Pagi hari tiba, Saat tidur dia lelap bahkan dia dibangunkan oleh temanya itu. dia pun memulai harinya dengan lancar, dia pun membeli makanan instant untuk di makan saat sampai di kosan nya tersebut. Sambil menonton tv ia makan makanan instan, kali ini dia hanya sendiri di kosan tersebut wanita tersebut bahkan ingin cepat tidur karna merasa sangat sepi di rumah tersebut. setelah dia makan makanan instan dia mendengar lagi suara aneh seperti kemarin yaitu bunyi Krekkk Krekkk Krekkk kali ini dia mencoba melihat keluar arah jendela dengan sangat ragu. Terlihat ada Sesosok bayangan melewati sungai yang berada di dekat kos kosan itu. Dia sangat terkejut setelah melihat bayangan yang melewati sungai itu dan dia segera bersiap untuk tidur agar besok pagi dia bangun dengan cepat. Dia pun tidur dengan gelisah.
malam itu pun terlewatkan begitu saja.

Di pagi harinya, dia pun bangun saat itu masih pukul 05.00 pagi dia mulai harinya seperti biasa yaitu pergi kuliah. dia pun mengajak teman perempuanya lagi agar tidak sepi seperti kemarin temannya juga setuju mungkin karena tempat kuliahnya lebih jauh jika dia pergi dari rumahnya sedangkan jika dari kos kosan dekat dengan tempat kuliahnya meskipun masih tetap jauh. Setelah sampai di kos kosan itu dia menceritakan bayangan yang ia lihat kemarin malam, tapi setelah itu mereka berdua melupakan nya dengan bercanda ria sambil menonton tv.
Malam Datangnya, malam itu tak terasa pukul 11.30 dia berdua asyik mengobrol dan malam itu terdengar suara aneh yang kali ini Terasa terdengar sangat kencang seperti dekat bunyi nya sama seperti hari hari sebelumnya kali ini suasana jadi Sangat mencekam suasana horor terasa mereka berdua ragu untuk melihat ke arah jendela tetapi sangat penasaran mereka berdua pun memberanikan diri untuk melihat ke jendela.
Dug suara jantung sepertinya mau copot setelah melihat langsung di depan matanya sesosok wanita berbaju merah karena darah atau apapun itu, dia berkata"Astagfirullah" hanya kata itu yang keluar dari mulutnya. Temanya pun sama kagetnya dengan wanita itu, Waktu terasa lama karena mereka berdua takut dan tak bisa bergerak seperti di kunci seluruh badannya. sesosok KUNTI itu pun menggangu dengan suara suara menakutkan. Akhirnya dalam mulut kedua wanita itu bisa teriak keras " TOOLOOONG, TOOLOONG KAMI, TOOLOONG JANGAN GANGGU KAMI" suara keras itu keluar dari kedua mulut wanita itu. Dari luar kosan ibu kosan mendengar suara teriakan anak kos nya, anak kos lain pun keluar karena kaget dengan suara berisik dari luar kamarnya semua datang ke kamar kosan wanita itu dan KUNTI tersebut sudah hilang, setelahteriakan keras itu. Kedua wanita itu pun menutup mata agar tidak terlalu takut meski memang sangat menakutkan. Ibu kos dan anak kos lainnya datang ke kamar itu dengan keadaan kaget melihat kedua wanita itu berada di sudut kamar dengan tangan yang menutupi matanya.

Ibu kos cerita, dulu di dekat sungai itu terjadi pembunuhan yang menewaskan wanita muda yang sedang hamil di luar nikah dengan mayat wanita itu di buang kesungai itu, jadi banyak hal aneh yang terjadi di sungai itu bahkan sewaktu ibu kos memberikan kamar kosong untuk wanita itu ragu karena jendela kamar mengarah ke arah sungai yang di anggap angker.. TAMAT..

Cerita ini nyata terjadi dan di kirim ke Nightmare side ardan Fm yang waktu pengisi suara wanita itu didatangi oleh sesosok wanita berbaju merah. itu masih dipertanyakan kebenarannya tapi jangan di pikirkan biar saja.

Sekian Cerita Paling Seram comment kalo cerita ini bener bener seram..


Rabu, 19 September 2012

TERIMA KASIH 
TELAH MEMBACA
CERITA HANTU DARI 
NIGHTMARE SIDE ARDAN FM

MATUR NUHUN !
JANGAN PERNAH DENGERIN NIGHTMARE SIDE INI SENDIRIAN

Kejadian ini aku alami beberapa hari sebelum puasa kemarin. Aku dan sahabatku pergi camping ke daerah Lembang. Bersama Gio dan Lutfi, kami pergi bertiga. Yah.. Hitung – hitung penyegaran setelah kami ujian sidang. Kami berangkat siang hari, agar tidak kemalaman. Sampai di sana kami langsung membangun tenda. Suasana di sana sangat sepi. Karena mungkin sudah dekat bulan Puasa. Ya.. jadi jarang ada yang camping.

Di sana kami hanya bertemu satu tenda lain di atas. Dan itu pun sudah packing, Nampak bersiap – siap pulang. Karena memang kami sudah berniat, kami pun meneruskan untuk camping di sana. Akhirnya, setelah jam lima sore kami selesai membangun tenda dan perlengkapan lainnya.

Malam pertama kami benar-benar bersenang – senang. Bernyanyi – nyanyi… sambil bermain gitar dan minum. Akhirnya setelah kami cukup lelah, kami pun tidur.

Esok paginya aku bangun dan membereskan sisa api unggun. Dan membuat api unggun baru untuk makan siang. Namun saat aku akan mengambil minyak tanah. “Hah!!” aku melihat di dekat tenda situ ada bekas telapak tangan. Aku ingat sekali sebelumnya memang tidak ada.

Karena tidak berpikir yang aneh – aneh, aku pun menghiraukannya. Sampai… sekitar jam empat sore entah kenapa aku mulai merasa tak nyaman. Aku merasa kalau sore itu berbeda sekali suasanya dengan sore kemarin. Suasana saat itu sepi sekali. Bahkan tidak terdengar suara binatang satu pun. Hanya suara daun – daun pohon yang tergesek karena ditiup angin. Setelah Maghrib, suasana menjadi tambah seram. Kali ini sesekali bunyi lolongan anjing terdengar di sekitar.

Saat itu kami tak banyak bertingkah. Karena suasana di sana pun Nampak tidak bersahabat.  Dan Lutfi saat itu mulai bertingkah aneh. Ia menyilangkan kedua tangannya sambil memegang bahu dan matanya menatap kosong. Dia menggigil kedinginan.

“Fi? Fi kenapa lo, Fi?? Fi..?”
Lutfi pun tak menjawab. Akhirnya aku membawa Lutfi masuk ke tenda agar terasa hangat. Aku melihat di luar Gio, temanku yang satu lagi sedang beres – beres. Tingkahnya pun tampak aneh. Ia menyimpan panci yang berisi bubur kacang sisa makan malam tadi, lalu tanpa melihatku dia berjalan menunduk masuk ke dalam tenda. Aneh.. Aku duduk di depan api unggun, sambil membereskan piring sisa makan malam.

Dan ketika itu, “Aduuuhh…” ada seseorang yang melemparku dengan batu. Spontan aku melihat ke belakang. Tidak ada siapa – siapa. Namun “Astaga!” sepertinya ada seseorang di sekitar sini. Seseorang yang sedang memperhatikan kami sejak kemarin. Aku mengambil senter dan mencoba menerawang ke sekitar dengan senterku. Perlahan, aku bisa melihat batang – batang pohon tua juga rumput dari semak belukar. Dan ketika lampu senterku mengarah ke arah hutan depan tendaku, “Waaahh…..” tak sengaja lampu senterku menyorot seorang wanita yang mengintip dari balik pohon. Aku langsung membanting senterku dan bergegas masuk ke tenda.

“Hah.. Hah.. Hahh.. itu apa? Siapa?”  dengan nafas terengah engah, aku langsung menutup rapat – rapat tendaku. Aku lihat Lutfi masih terbaring menggigil. Dan kali ini Gio kulihat duduk bersila sambil kedua tangannya memegangi perutnya. Mulutnya berkomat – kamit. Seperti membaca doa. Dan wajahnya terlihat sangat pucat.

Ah.. Bola mata Gio tiba – tiba saja melihat ke arahku.  Dan dengan berbisik dia bilang padaku, “Ssstt.. Denger suara lonceng gak? Denger suara lonceng gak kamu..?”

“Lonceng??” aku terkejut, karena aku merasa tidak mendengar apa – apa. Kami pun sunyi sejenak untuk mencari suara yang Gio maksud. Da.. Dann..

TENG.. TENG.. TENG..

Benar saja. Dari jauh sayup – sayup terdengar suara lonceng. Mirip seperti suara lonceng delman. Suara itu mulai terdengar semakin dekat. Semakin mendekat.. Makin mendekat..

Sampai suara langkah kaki kudanya pun ikut terdengar. Aku dan Gio mulai panik. Kami ketakutan. Tapi karena penasaran, aku mengintip ke arah luar melalui celah – celah tenda. Suasana di luar sangat gelap gulita. Dan.. Dari jauh aku melihat cahaya kuning datang  mendekat sejalan dengan suara lonceng dan langkah kaki kuda yang semakin keras.

Karena ketakutan, aku langsung menutup lagi tendanya. Dan suasana kini berubaha drastis ketika,, “Ya TUHAN!!” Aku dikagetkan oleh Lutfi yang tiba – tiba saja teriak. Dan juga dengan bahasa Sunda. Namun tidak jelas. Kami mencoba membangunkannya. Tapi dia tetap saja seperti itu dan malah semakin keras, seperti kesurupan. Dan kami pun baru sadar kalau lonceng delman itu kini terdengar tepat di depan tenda kami. Karena kami bisa lihat ada cahaya kuning di depan tenda kami. Semakin terdengar jelas suara lonceng itu semakin keras pula suara Lutfi berteriak. Aku mencoba memegangi Lutfi. Sambil berusaha menyadarkan Lutfi. Gio pun membantuku. Dan tiba – tiba “Aaaaahhh….” Sebuah angin yang sangat besar menghembuskan tenda kami. Sampai – sampai tenda kami hampir terbalik. Dan ketika angin itu lewat seketika suara itu pun lenyap. Teriakan Lutfi pun terhenti.

“Haahhh…..” Aku dan Gio menghela nafas panjang. Berharap kejadian ini berhenti sampai di sini. Kami hanya bisa berdoa, hingga menunggu pagi. Aku tidak berani keluar. Di luar sangat gelap sekali. Sampai tidak terasa waktu telah melewati tengah malam. Tiba – tiba terdengar suara mobil. Aku memberanikan diri untuk melihat keluar. Dan aku melihat sebuah cahaya mobil yang berhenti di seberang hutan. Reflek aku langsung berlari mendekati mobil itu, meninggalkan Gio dan Lutfi.

Ternyata itu kakaknya Lutfi yang juga kembarannya Lutfi. Katanya ia mempunyai perasaan yang tidak enak. Dan akhirnya menyusul kami. Selagi kakaknya Lutfi memutarkan mobil, aku kembali ke tenda untuk mengajak Gio dan Lutfi.

“Gi…!!! Ayo Gi, itu kakaknya Lutfi! Buruan…” Tapi tidak ada jawaban dari Gio. Perlahan saat aku lihat ke dalam tenda, “ASTAGA!!!” Yang kulihat di dalam tenda kini kulihat ada tiga orang. Gio,, Lutfi,, Dan,, satu orang lagi, Seorang Wanita duduk sambil memegangi Lutfi!! Aku langsung menarik Gio dan Lutfi keluar dari tenda. Tak lama kakak Lutfi datang membantu, dan kami pun berhasil sampai di mobil. Hingga akhirnya, aku tak ingat berapa lama perjalanan itu.

Akhirnya kami sampai di rumah Lutfi. Dan memutuskan untuk beristirahat dan bermalam di sana.

Esok harinya, kami berkumpul. Lutfi Nampak sudah sadar. Dan kami pun saling bercerita. Ternyata pada malam pertama kita sedang bernyanyi – nyanyi, Lutfi melihat seorang wanita dengan postur tubuh yang tidak profosional. Kaki dan tangannya panjang, memanjat turun dari salah satu pohon. Setelah melihat itu, ia tidak menceritakannya padaku. Sampai saat malam berikutnya ia melihat lagi. Dan ketika itu badannya terasa kaku. Sampai akhirnya ia di bawa melayang oleh makhluk itu. Dan kembaran Lutfi melihat hal yang sama seperti yang dialami Lutfi. Namun di dalam mimpi. Maka dari itu ia datang menyusul.

Dan aku baru sadar. Dan terjelaskanlah telapak tangan yang ada di dekat pohon itu. Lain lagi yang dilihat Gio. Ia melihat sebuah kereta kencana dengan kuda mondar – mandir di sekitaran tenda. Yang akhirnya pun aku mendengarnya. Menurut Gio, sampai kita di dalam mobil pulang ke rumah Lutfi. Ia masih melihat kereta kencana itu mengikuti kami. Dan menghilang sampai di jalan yang agak ramai.

Setelah kejadian itu,, aku selalu berpikir.. Di tempat sesepi apapun kita.. Kita itu tidak pernah sendiri..

Minggu, 26 Agustus 2012

26 Agustus 2012


ARWAH PEREMPUAN GENTAYANGAN

Malam itu, Bandung seperti biasa dipadati oleh kendaraan luar kota. Dan itu membuat kemacetan yang cukup parah di sepanjang jalan Dago. Aku yang malam itu mengendarai sepeda motor, mencoba untuk mencari jalan agar tidak terjebak arus macet di sepanjang jalan Dago. Aku mulai memutar balik motorku di depan sebuah Factory Outlet, memasuki jalan kecil, jalan Hasanudin, yang padat oleh mobil yang parkir. Dan melewati sebuah jalan yang cukup gelap.
Itu jalan Raden. Ah.. Plang jalan itu sudah mulai tidak terbaca. Motorku berjalan pelan. Menyusuri jalan yang tidak terlalu panjang. Tapi, ketika aku melewati sebuah Taman Kanak – Kanak di sana. Tiba – tiba saja motorku mendadak berhenti.
“Yah.. mogok lagi nih motorku!” Lalu aku mencoba menyalakan motorku. Tapi tidak ada hasilnya. Aku mengecek tangki bensin, tapi bensinnya masih banyak. Aku kembali menstater motorku.
“Aduh.. Kenapa tidak mau nyala yah?” Dalam keadaan panik, tiba – tiba saja bulu kudukku berdiri. Mendadak aku merasakan suasana yang amat sangat sepi. Ditambah dengan rumah – rumah berarsitektur Belanda di sekelilingku. Membuatku ingin cepat – cepat menghidupkan motorku. Hah.. Sedikit takut sih! Tapi aku mencoba tenang. Sambil terus kembali menstater motorku.
Dan Astaga! Bau ini,, aku mencium bau busuk yang amat sangat menyengat. Awalnya aku berpikir, “Ini sih kayaknya Bau bangkai!” Atau mungkin bau bangkai yang berasal dari got yang berada di sebelahku. Tapi ketika tanpa sengaja ujung mataku melihat ke arah spion. Hah! Seperti ada bayangan putih yang bergerak cepat. Kontan aku melihat ke arah belakangku. Tapi yang ku lihat hanyalah jalanan yang gelap dan sepi.
Dan ketika aku melihat ke arah halaman TK yang ada di sampingku. Aku melihat ayunan yang ada di halamannya bergerak – gerak sendiri. Bergerak ke depan - ke belakang, seolah – olah ada yang menaikinya. Namun anehnya tidak ada angin yang kurasakan pada saat itu. Aku coba untuk tak memperdulikannya. Kuputuskan untuk mendorong motorku dan mencari tempat yang agak tenang. Tapi sepertinya ada yang menahan motorku. Kenapa motorku ini mendadak menjadi berat sekali? Sangat berat!
Aku melafalkan doa – doa yang ku hafal dan berhenti sejenak. Saat aku mulai merasa tenang. Aku mencoba membuka mata. Dan….. Dan….. Ya Tuhan! Sekarang tepat di depanku duduk seorang perempuan. Perempuan itu duduk tepat di atas motorku. Wajahnya pucat dan dia terus menatap ke arahku dengan wajah sedih. Reflex aku langsung membanting motorku dan berlari. Aku berlari sambil berteriak minta tolong. Saat aku lihat ke belakang. Perempuan itu kini berdiri tepat di sebelah motorku yang jatuh.
Sesaat setelah aku berlari dan berteriak minta tolong, seorang pria setengah baya dan seorang pria seumuranku menyetopku dan mereka bertanya kepadaku apa yang terjadi. Sambil tersengal – sengal, aku menjelaskannya. Setelah aku selesai bercerita, si Bapak itu berbisik – bisik pada anaknya dan tak lama kemudian anaknya berjalan ke arah motorku yang jatuh.
Bapak itu berkata, kalau dia meminta kepada anaknya untuk mengambilkan motorku. Aku yang mulai tenang, sekarang duduk di bangku dekat warung sambil mengingat kejadian yang baru saja aku alami tadi. Tak berapa lama aku mendengar suara motorku mendekat. Kulihat anak bapak penjaga warung tadi mengendarai motorku. Tapi.. tapi saat si anak penjaga warung itu berhenti, di bangku belakang motorku, si perempuan itu duduk membonceng dan kembali memandangiku. Aku yang ingin teriak mendadak tidak bisa mengeluarkan suara. Tidak bisa sama sekali. Dan saat Bapak warung itu keluar, aku hanya menggenggam tangannya erat. Si Bapak itu sepertinya mengerti apa maksudku memegang erat tangannya. tak lama ia melafalkan doa – doa dengan suara pelan disusul dengan beberapa ucapan bahasa sunda yang intinya menyuruh perempuan itu untuk pergi dan jangan mengganggu.
Tak berapa lama kemudian, perempuan itu perlahan melayang pergi jauh. Si Bapak yang berada di sebelahku langsung menceritakan, kalau aku memang diikuti sosok perempuan tadi. Beberapa kali si Bapak itu juga cerita kalau dia pernah membantu orang yang melintasi jalan ini sendirian dan melihat penampakan perempuan tadi. Menurut cerita Bapak Warung itupun, perempuan itu selalu menampakkan diri kepada orang yang melintas di jalan ini sendirian.  Baik menggunakan mobil atau motor. Dan konon, perempuan itu adalah korban kecelakaan tabrak lari yang terjadi belasan tahun lalu.
Setengah jam kemudian setelah aku mengobrol dan mengetahui lebih jauh sejarah tentang penampakkan arwah perempuan tadi, aku berpamitan langsung pulang. Dalam hatiku saat berpamitan, aku bersumpah tak akan melewati jalan ini lagi. Apalagi di malam hari dan sendirian.
Namun beberapa hari setelah kejadian itu. Iseng aku terpikir untuk mampir ke warung Bapak itu untuk sekedar berterima kasih telah menolongku. Maka saat itu setelah sepulang dari kampus ku saat itu, aku langsung menuju jalan itu. Dan sesampainya di sana.
“Loh, warungnya mana?” Warung tepat aku menunggu waktu beberapa hari lalu. “Kok gak ada?” aku terdiam agak lama sambil memperhatikan ke sekelilingku. Aku ingat sekali.  Warung itu ada di posisi ini! Tapi yang aku dapati sekarang hanyalah trotoar dengan pohon besar yang berjajar.
Tak jauh aku melihat ada seorang tukang tambal ban. Aku coba dekati tukang tambal ban itu, dan bertanya tentang keberadaan warung yang ku cari. Tukang tambal itu terlihat sedikit agak bingung. Saat aku tanyakan warung yang aku maksud. Dia menjawab bahwa di sini memang tidak ada warung. Aku kembali bertanya meyakinkan, apakah tepat di sebelah situ tidak ada warung? Diam sejenak, lalu si tukang tambal ban itu lalu menjawab. Katanya, dulu memang ada warung. Tapi itu sepuluh tahun yang lalu. Namun, warung itu terbakar. Bapak pemiliknya serta dua anaknya, satu laki – laki dan satu wanita meninggal saat kejadian. Aku diam mematung mendengarnya. Jadi, yang kemarin menolong ku itu mereka adalah……….

Sabtu, 18 Agustus 2012

18 Agustus 2012


PENGALAMAN MENYERAMKAN
DI JALAN TOL CIPULARANG

Akhirnya aku pulang juga. Badanku sangat pegal. Itu karena seharian aku syuting di Bandung untuk sebuah liputan. Mataku sudah mulai mengantuk. Tapi sayangnya aku tidak bisa tidur. Karena aku harus menemani Dika, kameramenku yang juga menyetir untuk sampai ke kantorku di Jakarta. Dan kami pun masuk ke jalan penghubung Bandung – Jakarta, yang dikenal dengan Tol Cipularang.
Di mobil kami duduk bertiga. Aku duduk di depan, sebelahku Dika yang menyetir, dan satu lagi Cici yang duduk di jok belakang. Aku melihat jam menunjukkan pukul setengah satu dini hari. Suasana jalan Tol Cipularang ini sedikit sepi. Karena mungkin hari biasa dan sudah larut malam juga. Aku lihat dari spion tengah Cici sudah tertidur. Dika pun menegurku untuk tidak tidur.
“Hmm.. Dasar Penakut!” kataku. Tapi memang masih hangat – hangat beberapa kejadian yang terjadi di Cipularang kilometer Sembilan puluh tujuh itu. Mungkin Dika takut melihat hal – hal aneh.
Agar tidak mengantuk, aku menyalakan Cd audio di mobil. Sambil mengobrol santai, kamipun tertawa – tawa. Iseng aku melihat ke jalan. Mmh.. Sudah masuk kilometer enam puluh.
Ketika aku sadar. “Loh,,Dik, Kok Cd Audionya mati sich?” Dika dan aku saling berpandangan. Aku nyalakan lagi Cd Audionya, dan tak lama mati lagi. Sampai beberapa kali seperti itu. “Cd Audionya rusak ya Dik? Kok mati terus sich?” tanyaku. Dika pun hanya menggelengkan kepala.
Merasa bosan, aku mencoba mencari – cari hiburan. Aku melihat sebuah mobil di depan dan bertanya kepada Dika. “Dik, coba deh, kira – kira ada berapa orang yang ada di dalam mobil itu?” Lalu Dika memberi lampu jauh. Dan terlihat dari bayangan kepalanya ada dua orang.
“Dua Orang!” Aku menjawab semangat. Dika Nampak kalah. Untuk memastikan ada berapa orang, kami menyusul mobil itu.
Dannnnn….. hah! Di dalam mobil itu, penumpangnya hanya sendiri. Aku dan Dika terdiam. Aku dapat merasakan mobil ini menjadi sangat cepat.
“Eh, Eh, Eh, Dik santai Dik!” Aku menenangkan Dika. Aku memastikan lagi dengan melihat ke spion kiri mobil. “Hah!”  Aku tersentak kaget, ketika aku melihat hal aneh. Seperti sebuah kain putih yang menempel di belakang kiri mobil dan berterbangan tertiup angin.
Aku terdiam. Tapi karena penasaran, aku pastikan melihatnya lebih jelas lagi. Aku coba melihat ke spion tengah. Aku bisa melihat Cici tertidur pulas. Tapi, seperti ada… Aku geser sedikit spion tengah mobil. ASTAGA!! Di sebelah Cici duduk seorang wanita dengan baju putih dan rambut hitam sebahu, Duduk menunduk. Reflex, aku langsung mengarahkan kaca spion itu ke atas. Dika menegurku keheranan. Sedikit emosi dia bilang, bagaimana dia bisa melihat ke arah belakang. Aku tidak menjawabnya. Dan menyuruh Dika untuk terus konsen menyetir.
Aku berusaha tenang. Walaupun mulai ketakutan. Perasaanku campur aduk. Aku ingin melihat lagi ke belakang, apa sosok itu masih ada atau tidak. Tapi aku takut. Aku coba untuk bersikap normal. Dan kembali mengobrol.
TEETTT….. TEETTT…..
Tiba – tiba, sebuah mobil member lampu tembak sambil membunyikan klakson. Dika memberi jalan mobil itu untuk menyusul. Sebuah mobil kijang berwarna merah marun dengan plat B menyusul mobil kami.
Aku sempat bercanda. “Dik, pasti tuh orang kebelet ya jadi buru – buru ngebut. Haha..” Aku dan Dika tertawa. Hingga…..
TEETTT….. TEETTT…..
Sebuah mobil di belakang memberi lampu tembak lagi. Kami memberi jalan lagi untuk mobil itu lewat. Entah perasaan ku saja atau memang mobil yang menyusul kami ini sebuah mobil kijang berwarna merah marun dengan plat B.
Aku dan Dika mendadak memperhatikan mobil itu dengan seksama. Aku bahkan menghafalkan plat nomornya dan Dika menghafalkan mobilnya. Mobil itu pun menjauh. Dika melambatkan kecepatan mobil kami.
Suasana semakin sepi. Lampu penerangan di jalan ini tidak bagus. Dan aku tidak tahu pasti ini berada di kilometer berapa. Dan sebuah mobil memberi lampu tembak lagi.
TEETTT….. TEETTT…..
Aku dan Dika mulai merasakan perasaan tidak enak. Mobil itu mulai menyusul. Aku perhatikan dengan seksama. Kaca mobil itu sangat gelap. Dan saat menyusul, secara reflex aku ambil kamera digitalku dan langsung ku foto mobil itu.
Hah! Benar saja. Itu mobil kijang merah marun lagi. Dan dengan plat nomor yang sama. Tidak akan mungkin ada mobil yang sama lewat sampai tiga kali di jalan tol. Bulu kudukku berdiri. Aku berusaha membuat Dika tetap konsen. Mobil itu melaju cepat. Dika kembali menekan gas mobil dan mencoba menyusulnya.
Di depan kami melihat sebuah truk kontainer berada di jalur kiri. Dan sebuah bis berada di jalur kanan. Mobil kijang menyalip di antara bis dan truk itu. Mobil kami pun mengikutinya.
Dan….. Mobil itu hilang! Hilang…..!!! Ini benar – benar tidak mungkin. Aku dan Dika menengok ke belakang. Dan ASTAGA! Truk dan Bis itu pun tidak ada! Dika semakin kencang mengemudikan mobil ini. Kami berdua hanya terdiam. Sampai akhirnya kami pun tiba di pintu tol dalam kota.
Esok paginya, kami membahas kejadian yang kami alami semalam. Memang banyak misteri di jalan tol Cipularang. Dan kejadian yang aku alami beserta temanku ini, juga mungkin pernah dialami oleh pengguna jalan lain di jalan tol Cipularang.
Dan pagi itu, saat aku melihat tv. Ternyata diberitakan, telah terjadi kecelakaan maut yang menimpa sebuah mobil travel di kilometer Sembilan puluh tiga. Dan aku jadi teringat kameraku. Aku membukanya. Melihat hasil foto semalam.
Hah! Bulu kudukku tiba – tiba berdiri. Aku sangat merinding. Ketika aku lihat hasil gambar itu. Terlihat sebuah papan petunjuk jalan yang tak sengaja terfoto. Yang terlihat menunjukkan kilometer Sembilan puluh tiga.

Minggu, 12 Agustus 2012

12 Agustus 2012

SUNDEL BOLONG PENUNGGU
KAMAR HOTEL

Hari ini adalah hari yang sangat menyenangkan. Ucapan selamat ulang tahun diberikan terus – menerus kepadaku, entah itu lewat pesan pendek, messenger , dan situs pertemanan. Dan perayaan tak berhenti di situ saja. Ku kumpulkan beberapa teman dekatku dan mentraktir mereka sebagai balasan ucapan selamat mereka kepadaku. Hari yang menyenangkan.
Setelah menghabiskan waktu bersama teman – temanku, salah seorang sahabatku bernama Rio menelpon. Dia berkata kalo dia sedang liburan di Bandung, sampai akhir minggu ini. Dan berencana menginap di salah satu hotel di Bandung. Dan menyuruhku mampir ke hotel tempat dia menginap.  
Sudah cukup lama  juga aku tak bertemu sahabatku ini. Dan kalo dia mampir ke Bandung, walaupun sebentar, ia pasti selalu mengajakku mampir ke tempatnya menginap untuk sekedar mengobrol atau sekedar ditraktir dan nongkrong.
Jam sudah menunjukkan setengah sepuluh malam. Setelah aku sampai di parkiran hotel, aku beristirahat sedikit di mobil menarik nafas. Lalu aku ke luar dari mobil dan memasuki Lobby. Langsung menuju lift yang terletak di pojok ruangan tersebut.
Di dalam lift, aku menekan tombol lantai empat. Sesampainya di lantai empat, aku pun mencoba – coba mengingat nomor kamar yang  diberikan oleh Rio lewat telpon tadi. Karena merasa tak pasti, akhirnya aku mencoba menelpon Rio.
“Halo, Yo? E.. nomor kamar lo berapa sih? Buruan – buruan lowbat nih! Halo.. halo.. yah..!!”
Sebelum Rio menyelesaikan kata – katanya, HP ku mati. “yah.. mati nih!” Gumamku. Aku melihat ke arah kanan dan kiri, berusaha menebak – nebak kamarnya Rio. “Dimana ya? Kok sepi sekali? Gak ada penjaganya, gitu?”
Sampai tiba – tiba, dari arah dalam lift keluar seorang wanita. Wanita itu berpakaian putih seperti daster panjang, berambut agak panjang, dan wanita itu sedang hamil.
Setelah mendekat aku dapat melihat wajah wanita itu. Sangat cantik. Mukanya sedikit kurus untuk ukuran orang yang sedang hamil. Dan aku perkirakan ia mungkin sedang hamil tua. Karena ukuran perutnya sudah membesar.
Setelah berpapasan denganku, wanita tersebut tersenyum kepadaku. Ya aku  membalas tersenyum. Lalu wanita itu lanjut berjalan dengan sangat hati – hati. Lalu aku mencoba berkeliling, karena ku pikir kalo Rio pasti akan membuka pintu dan mencariku juga. Karena ia tau kalo aku sudah sampai di hotel.
Lima menit aku berjalan dan menelusuri lorong. Tapi tak ada tanda – tanda Rio. “Ah.. Salah lantai, gitu?” Karena merasa salah, aku pun berinisiatif untuk kembali ke Lobby dan bertanya kepada receptionist hotel.
Aku pun berjalan ke arah lift kembali dan menunggu lift tiba di lantai empat. Dan saat aku menunggu lift datang. Tiba – tiba.. ASTAGA! Sepertinya ada seseorang yang kini berdiri di belakangku. Aku melihatnya dan ternyata.. “Ini kan wanita yang hamil tadi? Koq sekarang sudah ada di belakangku lagi?” dia hanya terdiam dan melihat lurus ke depan sambil mengelus – elus perutnya yang hamil.
Lift pun tiba di lantai empat. Dengan kondisi yang kosong. Aku pun masuk dan berdiri di depan tombol – tombol untuk menekan lantai yang akan dituju oleh lift ini. Dan wanita hamil itu masuk. Dan berdiri di pojok lift.
“Mau ke lobby juga, Mbak?” dia hanya mengangguk sambil tetap mengelus – elus perut hamilnya, seolah memijit dengan halus perutnya tersebut. Karena tak berani melihatnya langsung, aku hanya bisa melihat wanita tersebut melalui pantulan dinding lift. Sampai…..
“Aduh, ini kenapa lagi liftnya?!!” Lampu di dalam lift berkedip – kedip hidup dan mati. Aku mulai panik. Aku mencoba berpegangan pada sesuatu. Dan Syukurlah kejadian tersebut hanya terjadi beberapa detik saja. Lampu pun menyala normal kembali. Tapi…..
Eaaaaa….. Eaaaaa….. Eaaaaa….. ehheeeekk..
Terdengar suara bayi menangis. Jelas terdengar dari arah pojok ruangan lift ini. Sontak bulu kudukku merinding. Dan tanganku gemetaran. Suara tangisan bayi tersebut sangat jelas sekali. Ini tidak mungkin! Aku hanya bisa menunduk. Aku tak berani untuk melihat ke arah pojok lift. Karena aku tahu, tak mungkin seorang bayi bisa muncul begitu saja dengan tiba – tiba.
Dan tak lama setelah itu terdengar suara wanita bersenandung, ASTAGA! Dengan rasa penasaran dan ketakutan, aku mencoba melihat ke arah pantulan pintu lift dan…..
ASTAGA!!!
Wanita tadi sekarang berdiri sambil memegang bayi di pelukannya. Walaupun tidak terlalu jelas, tapi terlihat wanita itu sedang menggoyangkan badannya sehingga terus bersenandung untuk bayinya. Aku yang ketakutan berusaha untuk tidak melihat wanita tersebut. Jujur, seluruh bulu kudukku terasa berdiri. Kaki dan tanganku gemetar. Gemetar karena ketakutan. Dan sekarang aku melihat tangan wanita itu menjulur dan akan memegang bahuku.
“Ya TUHAN….. Tolong Aku Ya TUHAN….. ASTAGHFIRULLOH…..”
Semakin jelas dan semakin terasa di belakangku tangan wanita itu mendekat. Dan tiba – tiba saja seisi lift ini pun berbau sangat tidak sedap. Seperti bau bangkai. Aku mulai pusing. Sampai lift pun terbuka tanpa melihat ke belakang lagi, aku pun langsung berlari keluar. Aku duduk sejenak di sofa yang ada di lobby. Mengatur nafasku dan tiba – tiba saja seseorang datang menghampiri diriku.
Ternyata itu Rio. “Yo, cabut langsung aja yuk! Gua gak enak badan nih asli.” Kataku kepada Rio. Tapi Rio malah mengajakku kembali ke kamarnya, dan katanya ada oleh – oleh yang mau dia berikan. Dia berjalan, dan aku mengikutinya masuk ke dalam lift.
Sampailah kita di lantai empat. Kita langsung masuk ke kamarnya Rio yang berada di lantai ini. Di dalam kamar, Rio permisi sebentar untuk masuk ke kamar mandi. Aku yang merasa sangat lelah. Langsung menuju tempat tidur untuk tidur - tiduran sebentar, sekedar menutup mata sambil menunggu Rio selesai dari kamar mandi. Belum lama aku memejamkan mata. Tiba – tiba…..
Eheeekk….. Eheekk.. Eaaaaa….. Eaaaaa…..   
Terdengar suara bayi lagi! Suara tersebut terdengar sangat dekat denganku. Kontan aku terbangun. Dan.. ASTAGA!!! Di sampingku kini ada bayi yang menangis. Lalu, Ah….. aduh dari arah belakangku seperti ada sesuatu yang menendang kepalaku. Saat ku lihat ke belakangku, Dan….. Di Atasku, aku melihat sosok wanita tadi yang ku lihat di lift. Namun kini sosok wanita itu berada di atasku. Lehernya tergantung di sebuah tali yang terbuat dari kain. Dan wanita itu dalam posisi gantung diri di tengah – tengah ruangan. Matanya yang melotot melihat ke arahku. Dengan suara tangisan yang terdengar mengerikan. Juga posisi tangannya, yang sepertinya berusaha menggapai sosok bayi yang berada di sampingku. Aku yang sangat ketakutan, saat itu berusaha lari ke luar kamar. Dan berteriak minta tolong.
Tolong….. Tolong….. Tolong…..
Sampai akhirnya, seorang bapak – bapak berpakaian seperti karyawan hotel mendorongku hingga jatuh dan lalu menyipratkan air beberapa kali dan mengusapkan ke wajahku sambil mebaca – baca doa. Aku yang kebingungan di bawa ke ruang security oleh bapak – bapak tersebut. Lalu ia bercerita. Bahwa yang kulihat barusan adalah sundel bolong penunggu salah satu kamar di hotel ini.
Dulu sekali, di salah satu kamar di sini. Ada seorang wanita hamil yang bunuh diri. Dan terkadang sering muncul mengganggu orang yang bekerja di sini. Tapi baru kali ini saja, ia mengganggu tamu yang ada di hotel ini. Lanjut bapak itu bilang, kalo sosok tersebut tak dapat diusir dari sini. Bahkan pada malam – malam tertentu. Jika ada orang yang teliti melihat kamar pojok di lantai empat ini, biasanya akan terlihat wanita berpakaian putih berdiri menghadap ke jendela sambil menggendong bayinya.
Esok harinya, aku baru bisa bertemu dengan Rio lagi. Dan ia pun bercerita, kalo ia segera pindah hotel. Setelah mengalami kejadian yang sama seperti ku, di kamarnya di lantai empat. Rio bercerita, di saat ia mandi. Malam itu dari arah kaca kamar mandi. Ia dapat melihat seorang wanita hamil sedang berdiri di depan pintu kamar mandinya. Dan terdengar suara tangisan dari wanita tersebut.